gravatar

Membangun Sendiri Pemancar FM Komunitas

Sumber: Onno W. Purbo

Pada masa lalu, para aktifis harus berfikir dua kali sebelum membangun pemancar FM karena kemungkinan besar akan di sweeping aparat.

Berkat perjuangan rekan-rekan bawah tanah aktifis radio FM komunitas yang terkait pada banyak jaringan radio di Indonesia akhirnya pemerintah mengeluarkan Undang-Undang no. 32 tahun 2002 tentang penyiaran yang mengakui keberadaan lembaga penyiaran komunitas pada bagian enam pasal 22 sampai dengan pasal 24. Komunitas disini dapat berupa sekolah, tempat ibadah (masjid / gereja), RT, RW, karang taruna dll. Ijin radio komunitas dapat dimintakan ke Komite Penyiaran Indonesia (KPI) yang detail formulir maupun alamatnya dapat di lihat di Web KPI http://www.kpi.go.id. Pengalaman beberapa rekan di Jakarta ijin radio komunitas relatif mudah dan tidak mengeluarkan biaya. Tapi beberapa rekan di daerah, tampaknya masih memperoleh kesulitan dengan KPI daerah baik dari sisi prosedur maupun dari sisi setoran.

Detail teknis pemancar FM komunitas dijelaskan dengan lebih rinci pada Keputusan Menteri Perhubungan no. 15 tahun 2003 yang di tanda tangani oleh Pak Agum Gumelar. Beberapa hal yang penting yang perlu di perhatikan, kuat daya pancar maksimum 25Watt (kira-kira equivalen dengan ERP di antenna maksimum 50Watt). Dengan ketinggian tower maksimum 25 meter. Jangkauan maksimum yang di ijinkan hanya 2.5km atau 1-2 Rukun Warga saja. Channel yang dapat digunakan untuk radio komunitas hanya 107.7MHz, 107.8MHz, 107.9MHz. Di Jakarta mungkin agak berbeda sedikit karena 107,8MHz digunakan oleh radio milik POLDA, maka rekan-rekan komunitas FM banyak menggunakan 107.6, 107.7 dan 107,.9MHz.

Bagaimanakah bentuk pemancar FM komunitas? Berapa investasinya? Dimana memperoleh peralatan tersebut? barangkali pertanyaan-pertanyaan praktis ini banyak di cari jawabnya oleh banyak rekan pemula radio.

Blok diagram pemancar FM Komunitas sangat sederhana sekali. Pada gambar di bawah tampak blok sebuah pemancar FM komunitas sederhana,

Sebuah pemancar FM komunitas menerima masukan dari Mixer berupa audio stereo dengan keluaran berupa sinyal radio yang di masukan ke antenna melalui kabel coax.

Suara dan musik dimasukan ke mixer sebelum di masukan ke pemancar FM. Minimal sekali kita memerlukan beberapa microphone (mike) untuk penyiar berbicara, di samping itu akan membantu jika kita mempunyai semacam MP3 Player. Dengan semakin murahnya harga komputer, pada hari ini kebanyakan pemancar FM akan menggunakan komputer untuk memutarkan lagu karena stok / perpustakaan lagi menjadi sangat banyak sekali. Untuk sebuah sistem yang sederhana anda dapat menggunakan MP3 Player di komputer seperti Winamp (di Windows) atau XMMS (di Linux). Lagu-lagu dapat di peroleh dari CD-CD MP3 yang banyak di jual oleh pengecer CD, memang harus di akui bahwa sebagian besar CD tersebut adalah bajakan.

Bagi mereka yang ingin lebih profesional, saya sarankan untuk menggunakan Linux Ubuntu dan menginstalasi software campcaster yang merupakan software untuk broadcast radio komunitas yang dapat secara gratis di ambil di http://www.campcaster.org. Teknik instalasi Campcaster memang bukan untuk pemula anda memerlukan pengetahuan tentang Linux untuk dapat menginstall Campcaster dengan baik.

Pertanyaan praktis, dimanakah memperoleh peralatan ini?

Mixer saya biasanya membeli di toko elektronik sekitar Kembang Sepatu di daerah Senen Jakarta. Jangan membawa mobil kesana, karena memang tidak ada tempat parkir. Sebuah mixer paling kecil dengan empat (4) channel dapat di beli seharga Rp. 350.000,- , Mixer yang agak lumayan untuk radio komunitas biasanya sekitar delapan (8) channel yang harganya sekitar Rp. 450.000,- di Kembang Sepatu. Tentunya anda harus pandai memilih dan menawar untuk memperoleh harga sedemikian rendah.

Pada gambar tampak mixer dan komputer Linux Ubuntu dengan campcaster pada Kerm.IT FM, yang di operasikan oleh Kelompok Remaja Melek IT (Kerm.IT) di kemayoran Jakarta.

Kabel-kabel audio untuk mikrofon maupun untuk sambungan dari mixer ke berbagai peralatan audio maupun ke pemancar yang bagus biasanya menggunakan kabel buatan Jepang. Harga kabel audio stereo antara Rp. 3000-5000 / meter biasanya bisa di beli di Glodok yang lama.

Terakhir adalah Pemancar FM Boardcast komunitas. Pengalaman saya kalau mencari di Jakarta biasanya harganya lumayan mahal. Tampaknya banyak pembuat pemancar FM boardcast di Jawa Timur. Hal ini dapat anda deteksi dengan mudah melalui situs BEKAS.COM http://www.bekas.com pada kategori alat komunikasi pada bagian Radio Amatir. Dari sekian banyak pembuat radio pemancar FM boardcast yang relatif murah tapi masih berkualitas tampaknya saudara Dwi Hartanto, yang beralamat di Jl. Sultan Hasanudin III/16 , Tulungagung 66224, Jawa Timur yang dapat dihubungi melalui e-mail ke info@aircom-rf.com atau dwi_hartanto@telkom.net . Produk Pemancar FM boardcastnya dapat di lihat di situs beliau http://www.aircom-rf.com.

Jika kita lihat peralatan di dalam-nya sebetulnya relatif sederhana sekali. Sebuah pemancar FM komunitas hanya terdiri dari pembangkit frekuensi tinggi yang dapat diatur frekuensinya, sebuah power amplifier 25 Watt dan sebuah stereo enkoder.


Karena ketinggian tower di batasi hanya 25 meter, cara paling sederhana untuk menaikan antenna bagi pemancar FM komunitas ini adalah dengan memasang antenna ¼ panjang gelombang pada pipa ledeng. Cara paling mudah adalah mengikatkan terlebih dulu antenna ke pipa ledeng, baru di tegakan pipa ledeng tersebut. Tampak pada gambar beberapa anggota Kerm.IT (Kelompok Remaja Melek IT) di kemayoran Jakarta seperti Zaenal, Rahmad, dll. sedang menaikan antenna radio pemancar FM stereo-nya.


Total biaya pembuatan sebuah stasiun pemancar FM komunitas sama sekali tidak mahal. Pemancar FM stereo 25Watt beserta antenna ¼ panjang gelombang dan ongkos kirim dari Tulungagung dapat di peroleh dengan biaya Rp. 1.8 juta-an, Mixer dapat di peroleh sekitar Rp. 350-450.000,- di Kembang Sepatu Senen. Dengan kabel-kabel mikrofon, kabel coax dan pipa ledeng akan menghabiskan sekitar Rp. 2.5-3 juta sebuah pemancar FM stereo 25 Watt untuk komunitas dapat memancar.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat menggugah anda semua untuk mulai memberdayakan lingkungan sekitar kita di sekolah, di RW, di majid atau tempat peribadatan untuk siaran radio.

Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat.

sumber

gravatar

Oscillator FM PLL dengan TTL

Oscillator FM PLL dengan TTL


Selanjutnya aku buat Osilator PLL dengan IC TTL sekalian encodernya. Hasilnya jauh lebih OK...Audionya bagus banget/ best audio pokoknya.
Namun agak sulit Cari komponen-komponennya ..apalagi di Kota Jombang. Kita harus pesan ke teman2 di Bandung dan Glodok. Menggunakan dua buah oscillator yang di combine. Masing2 pada frekuensi 50 MHz, maka dihasilkan frekuensi 100 MHZ.

VCO akan berosilasi lebih stabil sebab semakin rendah osilator bekerja , frequency drift akibat komponen yang kritis lebih dikurangi. Transistor buffer yang aslinya pakai 2N3866, kita ganti dengan 2SC2053, sedangkan transistor akhir 2N4427 atau 2N3866 diganti juga dengan 2SC1970. Hasilnya juga oke lho, Output sekitar 500 mWatt dengan dummy load 50 Ohm.

Perkembangan terakhir Osilator PLL ini bisa kita kerjakan pada frekuensi 180 MHz. (Ada pesanan dari Kalimantan ). Buat FM Link ( FM repeater ) barangkali. by the way sekarang yang lagi trend di tempat saya, orang lebih suka buat repeater untuk pemancar FM nya
( mungkin teman2 perlu ngebaca Undang - undang Penyiaran...). Dengan Power kecil ( 100Watt misalnya )tapi jangkauannya jauh lebih luas. Lha Main Transmitternya di gunung sih.....Disamping itu studio jelas aman dari "komplain" tetangga, semisal pemancar kita nyeplet / interferensi , TVI misalnya.
Studio yang di kota memancar dengan daya kecil pada frequency link. Sehingga kemungkinan nyepletter kecil.

Suatu ketika, saya dengar cerita dari saudara2 di puncak gunung yang di daerahnya terdapat banyak stasiun link FM, dia kebingungan kenapa kok sulit menerima siaran FM yang jauh - jauh seperti dulu.
Mungkin teman-teman ingin mengganti/menambahkan dip switch dengan display dan switch digital bisa dilihat DISINI

gravatar

osilator PLL Tc9122

osilator PLL Tc9122


osilator PLL pertama yang aku buat pake TC9122.....Cukup oke . namun VCO yang aku gunakan kelas pasaran . walau sistem locknya betul-betu ok namun audionya nggak terlalu ...profesional..Prinsip dari Frequency synthesizer dengan PLL adalah:

membandingkan perbedaan Fasa / phase dari dua frekuensi yang sama, pada sebuah Phase Comparator atau phase detector. Keluaran dari P/D ini, setelah melewati low pass filter adalah berupa tegangan DC yang akan mengontrol frekuensi VCO ( voltage controlled Oscillator). Sedangkan output VCO selain sebagai frekuensi output PLL, juga diambil untuk diumpanbalikkan/dibandingkan dengan frekuensi oscillator Reference, tentunya setelah melewati Programmable divider.

Kadang2 juga diperlukan prescaler bila VCO bekerja pada frekuensi yang amat tinggi. Pada lain kasus bisa dipakai mixer untuk "menurunkan" frekuensi VCO.
Frekuensi oscillator reference adalah sama dengan frekuensi Step PLL, kecuali jika anda menggunakan prescaler. Frekuensi Step PLL = Freq.Osc. Ref X n prescaller

Sedangkan Frekuensi output PLL ( VCO ) = Frekuensi Step X n Programmable divider
Anda bisa menggunakan Prescaller dari IC TTL atau IC khusus Prescaller....

gravatar

OBROLAN PEMANCAR FM



Sebelumnya saya sampaikan, bahwa saya bukan orang yang paham betul tentang pemancar, tetapi saya sangat menyukai dunia RF ini, bahkan sejak tahun 1986 ( kelas 2 SMA ). Apa yang tertulis di blog ini, semata-mata karena pengalaman pribadi dan hasil bertanya sana-sini ke teman2 yang lebih senior. Jadi mohon maaf sekiranya saya menjawab pertanyaan yang masuk, tetapi tanpa dilandasi argumen yang sangat teknis, sekali lagi saya merujuk pada "pengalaman pribadi".

Obrolan tentang Pemancar FM di bawah saya ambil dari surat/e-mail yang masuk, tentu saja tanpa saya sebutkan pengirimnya. Mohon teman2 kasih saran and kritik..

ANTENNA 5/8 LAMDA
Tanya:

Nanya lagi nih pak win, saya baru install pemancar 150 watt, dengan antena 5/8 swrnya 1,1 ketinggian antena 18 meter, akan tetapi yang saya herankan kok kualitas sinyal dengan radius 2 - 3 km sudah nggak bagus lagi? kalau di scan auto nggak nge lock, dan sinyal stereonya pun kadang kadang hilang?apa yang kurang ya pak win?atau ada yang salah dalam prosedur match antena??
Dan apakah memang demikian untuk antena 5/8?
Saya pernah buat dengan modifikasi antena gazden 144 Mhz hasilnya dengan kekuatan 50-70 watt untuk radius 2-3 km sinyal ga ada masalah sama sekali, dan untuk luar kota juga cukup baik +/- 10 km.
Yah saya memang kadang 2 bingung juga dengan masalah kekuatan sinyal ini pak win. Mudah mudahan ada solusinya

Jawab:
Sebagai gambaran umum antena 1X 5/8 lamda gainnya 3 Dbi, jika dipandang dari samping, sudut pancar pola radiasinya banyak energi yang terbuang langsung ke atas, beda dengan antena gazden yang 2X 5/8 lamda. energi yang terbuang ke atas akan "dipaksa" menyebar ke samping . sehingga radiasinya lebih jauh.
untuk memastikan apakah antena anda beresonansi/match di frekuensi ini. chek dengan antena analyzer ( misal MFJ-259b ) atau MFJ-269B

VIDEO SENDER AMPLIFIER
Tanya:

saya di mintai tolong tetangga satu komplek untuk ngakali video sender biar pancaranya bisa deterima di komplek perumahan,...kira2x,...bagaimana kiatnya mas. video sender tersebut mancar di 224.6 mhz,....Dah saya kasih antenna luar tapi masih kurang bagus,...mungkin habis dijalan soalnya saya kasih kabel coax sepanjang 9 meteran
Jawab:
dikasih booster/penguat. cuma agak sulit buatnya. saya pernah pakai c1946 cuma keluar 3 watt( tentunya dengan penguat bertingkat yang cukup banyak ). penguatnya harus pada kelas A, B, atau AB.

ANTENNA DIPOLE
Tanya:

Pak win pernah buat antena dipole?
Bener ga klo dibuat 2 bay bisa dapat gain 4dB?
Gimana cara buat dan ukurannya? serta gimana cara buat power devidernya?
Jawab:
pernah buat , saya stack 4 bay, secara teoritis gain 9 dBi, cuma polarisasinya vertical, di kota agak sulit tembus, tetapi di luar pancarannya jauh sekali. untk ukuran 1/2 lamda.

TUNING PEMANCAR
Tanya:

Pak bagaimana cara tuning swr untuk pemancar 150 watt?apakah dengan 30 watt
> dulu jika sudah match baru ke 150 watt, atau langsung pake 150 watt?
>
> Untuk kualitas audio yang bagus dengan biaya yang murah audio prosesor
> apakah yang dipakai?
> dan bagaimana cara menghasilkan suara mic yang bagus ( ngga cempreng)
> seperti radio2 swasta? juga dengan biaya yang murah? (mau bagus ko muraahh

>Trims pak, saya pake pll veronica juga pak dari pak machmud bandung, tapi saya masih kurang puas dengan kualitas audio yang rasanya masih kalah dengan stasion radio yang besar. karena saat ini saya hanya pke mixer behringer dan audio dari mp3 pc aja belum pake processor ( audio composer).

Oya pak apakah ada pengaruhnya panjang kabel terhadap matching antena? dan apakah dengan merubah panjang kabel (memotongnya) dapat merubah kualitas matching antena?
Jawab:
Kalau yang saya buat juga mirip dengan buatan pak mahmud, cuma pada
bagian preemphasis saya lepas resistor 8k2 ohmnya. suara terasa lebih
lepas. mungkin stereo encoder perlu di adjust.

PEMANCAR NYEPLETTER
Tanya:

Saya punya pemancar fm dengan daya 100W, saya pke PLL dan 2694, dengan antena 5/8
Antena tersebut modifikasi dari antena 2Meteran 144-146Mhz,
Saya senaang menggunakan antena tersebut karena modifnya mudah, dan matchnya sangat bagus 1:1 swr 1,0
Yang ingin saya tanyakn jika ingin menggunakan double 2694 hingga 200W berapakah nilai nilai C keramik yang digunakan?
Dan jika mengganggu TV bagaimana langkah pencegahannya??
Antena apakah yang paling bagus untuk wilayah perkampungan yang agak padat perumahan dan bisa menjangkau jarak yang cukup jauh?

Jawab:
Untuk boster 200Watt itu , ada 2 cara:
1. langsung digabung dengan coil di pCB/strip Line spt di foto, 2. dengan combiner kabel .
Untuk model 1, C yang ke antenna sekitar 100Pf/2KV dan VC bagian output harus 0 - 100 PF, itupun kadang2 perlu C tambahan agar didapat output Max, dengan beban dummy load 50 ohm. Anda bisa lihat posisi putaran VC waktu ngetrim, apakah VC terlalu "ngepol"(rapat) atau terlalu longgar.

Untuk model 2 anda hrs buat 2 boster 100W sama persis, masing2 dituning 50 OHM. and pada input dipecah menjadi 2 dan output digabung lagi menjadi satu. sederhana kok.
Menurut pengalaman membuat boster yang tersulit adalah pada bagian inputnya, harus benar2 match, baru bisa nge"drive".

Kalo masalah nyeplet ke TV , itu banyak faktor, dari penguat yang nggak linear(cirinya terlalu panas), juga penguat tanpa lowpass filter, pake lowpass filter nggak yaaa...

OH ya ,PLL pake model apa anda, kalo saya pake model VERONICA, kemarin kueksperimen bisa sampe di atas 150 MHZ, bisa untuk link. Di tempat saya yang lagi ngeterend menggunakan LINK. daya kecil tapi jangkauan jauh (pemancarnya di atas gunung sih)

Utk Antena, Pake antena jenis Circular (sirra, OMB) tetapi harus dipasang 4 BAY atau lebih. Namun harganya cukup mahal.............

DIP KABEL TRANSMISI
Tanya:

Pak Win beberapa hari yang lalu saya ada baca artikel dari seorang homebrew juga (mas Isur) tentang cara matching kabel (nge DIP kabel), tapi saya agak kurang faham maksudnya, dan dia menggunakan MFJ, jadi bisakah kita nge dip kabel dengan hanya menggunakan swr meter dan dummyload saja? kalau yang saya tangkap caranya sbb:
1. pasang kabel ke konektor T dan sisi lainnya dari konektor T dipasang Dummyload
2. Hubungkan sisi konektor T yang lainnya ke swr
3. Jika kabel masih bagus swr tidak akan melebihi 1,7
4. potong ujung kabel sedikit demi sedikit hingga swr 1,3
5. setelah didapat swr1,3 kupas ujung kabel dan potong sedikit demi sedikit hingga didapat swr minimum (1,0)
inilah langkah langkah yang saya tangkap, apakah menurut pak win ini sudah benar atau ada cara lainnya?
Lagi lagi terima kasih pak Win atas penjelasannya, maaf nanya terus (kan klo malu nanya bakal kesasar??)
Tks
Jawab:
Berdasarkan pengalaman saya ada cara yang mudah untuk menyesuaikan resonansi kabel pada frek tertentu..yaitu:
1. Tentukan terlebih dahulu range frekuensi kerja dari pemancar anda
2. Carilah Frek. tengah dari batas atas dan batas bawah frek. kerja yang diinginkan (misal frek batas atas 100 Mhz dan frek batas bawah 102. Mhz,..maka frek tengahnya adalah [(100+102)/2] = 101 mHZ
3. Setelah frek tengah di dapat,..maka aturlah frek pemancar yang akan digunakan untuk Nge-dip kabel
4. Ada beberapa tools yang digunakan,.yaitu SWR meter yang masih standart, T konektor dan dummy load
5. Pasangkan kabel yang akan di dip pada salah satu ujung T konektor yang terpasang pada SWR dengan memasangkan konektornya terlebih dahulu, ujung yang lain tidak usah di pasang konektor (karena akan di potong2x)
6. Pada ujung lain dari T konektor pasangkan dummy load
7. Gunakan kabel jumper untuk menghubungkan antara pesawat dan SWR
8. Cek ulang semua persambungan yang dibuat
9. Hidupkan pesawat pada frek tengah yang telah ditentukan tadi
10. Posisikan SWR pada fungsi untuk ngematch antenna dan putar tombol kalibrasi sampai jarum kalibrassi maksimum ke arah kanan, kemudian lihatlah match pada swr,..
11. Bila kabel yang digunakan masih bagus,...biasanya jarum match akan menunjukan sekitar 1.5:1 s/d 1.7:1
12. Pemotongan ujung kabel yang terpasang di T konektor dapat di mulai. Pemotongan kabel hanya sepanjang konektor saja.
13. Bila sudah mencapai 1.3:1 hentikan pemotongan, kupaslah kabel itu kemudian potonglah inner dari kabel tersebut sedikit demi sedikit sampai di dapat 1.1 : 1
14. Bila telah di dapat 1.1 : 1 maka kabel tersebut dapat di asumsikan telah mencapai resonansi pada frek yang telah kita tentukan sebelumnya
15. Barulah kabel tersebut digunakan untuk melakukan match pada antenna yang akan dipasang
Selamat Mencoba,..
SOURCE: "http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Pengalaman_nge-DIP_Kabel_Antenna"

gravatar

GAMMA MATCH UNTUK PEMANCAR FM

GAMMA MATCH UNTUK PEMANCAR FM




Dari berbagai macam antenna FM homebrew, salah satu yang banyak dipakai teman - teman homebrewer adalah antena dipole 1/2 lamda. Namun sering kita lihat, dipole mereka langsung di"feed" dengan kabel transmisi. secara teoritis dipole sederhana 1/2 lamda mempunyai impedansi input sekitar 72 Ohm, cocok dengan kabel transmisi 75 Ohm.

Tapi perlu diingat bahwa dipole dasar, kalau dilihat konstruksinya bersifat balanced/seimbang, sedangkan kabel kita ( coaxial ) adalah UNbalanced. idealnya perlu BALUN (dari balans ke TAK balans). Dengan perbandingan 1 : 1.

Dengan tambahan Gamma Match pada dipole, kita bisa men"feed" antena kita dengan kabel 50 Ohm langsung, misalnya RG-08 . Dan bisa di"adjust" agar impedansi input mendekati 50 Ohm UNbalanced.

Dengan cara menggeser-geser gamma rod ( shorter bar ) sehingga didapatkan SWR terendah.

Dari gambar teoritis terlihat Capasitor variabel yang diseri dengan Gamma rod, dalam praktek untuk capasitor agar praktis, kuat dan tentu saja tahan air. digantikan dengan inner konduktor kabel coax RG-8 + dielektikumnya yang dimasukkan ke dalanm pipa aluminium 3/8" sebagai gamma rodnya.

Potong Kabel RG-8 sekitar 21 Cm, buang ground shield + jacketnya, tinggal inner konduktor + dielektrikum.

Masukkan inner + dielektrikum tadi ke aluminium 3/8 ", kupas ujung konduktor sekitar 1 cm gar bisa disolder.
Rasanya lebih jelas bila langsung dlilihat konstuksinya.
Konstruksi ini berasal dari Mas Ibrahim Noor ( bang Ahim ), makasih Infonya bang sekalian minta ijin untuk diposting.....foto-foto selengkapnya bisa dilihat di situs Bang Ahim ini

sumber :

gravatar

Clara Meadmore Perawan Berumur 105 Tahun

Clara bersikukuh bahwa dia tidak pernah kecolongan berhubungan badan dengan siapa pun. Meski dia mengaku banyak berteman dengan kaum pria.

“Saya tidak pernah tertarik atau terlena berhubungan seks. Saya membayangkan berhubungan seks melibatkan banyak pertentangan dan saya selalu sibuk melainkan hal lain,” kata Clara kepada daily mirror, seperti dilansir dari Ananova.com, Jumat (10/10).



Menurut Clara, dia menghabiskan masa kecil hingga dewasa di Mesir, Kanada, dan Selandia Baru. Di Selandia Baru, dia menjadi sekretaris. Clara mengaku, pada usia 12 tahun dia pernah memutuskan tidak mau menikah. Dan dia tidak menjilat perkataannya tersebut hingga saat ini.




“Saya tidak pernah punya pacar atau terganggu ingin memiliki hubungan. Saat saya masih muda, kala itu hanya yang sudah bersuami yang boleh berhubungan seks,” jelas dia.

Clara saat ini menghabiskan waktunya di rumah jompo di Perranporth, Cornwall, dan menghabiskan waktunya dengan mendengarkan radio. Sahabtnya, Josie Harvey yang berusia 72 tahun tiap hari mengunjunginya.



“Seseorang berasa muda sebagai mana dia berjiwa muda. Clara selalu berjiwa muda meski dia 105 tahun. Dia memang tidak pernah memiliki pria, tapi mungkin itu yang membuatnya terus terlihat muda,” imbuh Josie.









sumber : www.mathub2003.co.cc

gravatar

Alat Fitnes"jadul"dan Penemunya












sumber : www.mathub2003.co.cc